Syarat kelulusan
1. Tidak ada postingan yang bolong.
2. Minimal poin yang diperoleh adalah 78 poin secara keseluruhan.
3. Postingan pekan terakhir memenuhi syarat: cerbung misteri, minimal @500 kata, dan plot twist.
💓 Tim PJ ODOP Batch 9 💓
Pesan ini seperti syok terapi bagiku. Betapa tidak, aku benar-benar tidak menyangka bahwa syarat kelulusan dalam komunitas ODOP ini begitu ketat. Jujur, dari semua syarat kelulusan yang paling berat adalah poin 1. Aku tidak pernah mengira bahwa 'strategi' yang ku bangun demi tetap waras mengikuti ODOP ini ternyata salah!
Loggo Komunitas ODOP, image source Instagram @komunitas.odop |
Salah Kaprah Perihal Hutang
Semula aku berpikir bahwa semua hutang postingan sebelumnya tidak perlu di lunasi. Rupanya aku lupa pada satu pada satu hadits yang membahas perihal dahsyatnya efek hutang.
"Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya hutang, maka kelak (di hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan (untuk melunasinya)”
(HR. Ibnu Majah)
Aku mulai percaya bahwa dalam komunitas menulis 1 hari 1 postingan ini, syarat kelulusan hanyalah mencapai poin minimal yaitu 13.jadi intinya jika ingin tetap bertahan setiap minggunya hanya mencapai poin minimal 13. Tak peduli berapa banyak hutang tulisanmu. Rupanya di sinilah awal mala petaka terjadi.
Berbekal syarat minimal poin 13 itu, aku mulai menapaki hari demi hari dalam komunitas ODOP. Bahkan setiap minggu aku selalu lolos dari japri kakak PJ (Penanggung Jawab) group. Karena poinku cukup sebagai syarat, lanjut ke pekab berikutnya (^o^)
Dengan penuh perhitungan dan strategi jitu ala emak-emak, aku mulai berpikir bagaimana bisa terus ada dalam komunitas ini, tanpa harus menulis setiap hari.
Sebagai ibu dengan 3 anak yang masih hobi gelendotan kalau minta susu, aku harus harus tetap waras dalam dua keadaan sekaligus.
"Mbak, sudah posting tulisan hari ini?" tanya salah satu peserta
" Aku cuti nulis dulu hari ini, biar tetap waras!" dalihku saat itu.
Menggunakan kalimat ini sebagai dalil ternyata adalah sebuah kekeliruan. Padahal sudah ditegaskan sedari awal bahwa ini adalah komunitas menulis 40 hari tanpa henti. Ah mengapa aku masih saja gemar bernegosiasi dengan keadaan.
Fokus Mengejar Poin
Jadi setiap minggu jika ada materi, aku berusaha untuk selalu aktif bertanya. Maklum poin untuk anggota yang aktif bertanya adalah 1. Sedangkan untuk posting tulisan hari itu adalah poin 2. Menurut kalkulasiku jika aku aktif bertanya di kelas, sama saja aku membayar dengan satu postingan hutang hari itu.
Hiks, inilah kesalahan terbesar dalam hidupku sepanjang perjalanan ng'ODOP. Hei ternyata aku salah! Harusnya aku sadar bahkan dalam hadits saja sudah dijelaskan, bahwa hutang tetaplah hutang, tidak bisa diganti dengan apapun.
Apalagi dengan barteran yang tidak sekufu. Satu postingan minimum 500 kata diganti dengan pertanyaan 1 kalimat? Kamu waras??
Ya ya ya.. Kali ini aku mengaku salah! Jika pada akhirnya aku harus membayar hutang artikel dalam ng'ODOP ini, adalah murni kesalahanku. Aku mengaku ini kekeliruanku yang tidak cermat, bahwa ini adalah jebakan batman! Prank ala baru, prank dalam komunitas ODOP.
Jikalau saat ini aku harus berjibaku dengan ketatnya deadline submission, dengan jumlah tulisan hutang 8 postingan dalam waktu tersisa 2 hari saja. Aku seperti ingin mundur saja.
Tapi apa kata dunia?? Terlebih kata anak-anakku nanti.
"Mami, kenapa gagal justru di detik-detik akhir? Mengapa Mami tidak berusaha sedikit lagi untuk meneruskan perjalanan ini?"
Ah aku takut anak-anakku bertanya hal ini denganku. So, aku harus segera bangkit dan mulai menjejaki jemariku di atas keyboard
Anti Deadline!
Dalam kondisi terdesak manusia mudah saja mencari kambing hitam atas masalah yang dihadapinya. Aku pun begitu.
Hampir saja setan Dasim berhasil membisikiku dengan kata-kata yang membuat semangat menulisku kendur dan berusaha mencari kambing hitam. Oh ini gegara anak-anak yang ga bisa diatur makanya aku ga bisa menulis dengan fokus. Ini gegara suamiku yang minta ini itu makanya aku susah ada kesempatan menulis dan sebagainya.
Beserta segudang alasan lain. Namun aku tidak ingin begitu. Aku hanya ingin bisa menulis dengan tenang tanpa terikat waktu. Makanya aku tidak begitu suka dengan deadline. Jika banyak blogger yang menganggap angka 23.59 itu adalah angka keramat. Tidak bagiku. Aku yang slow memilih 24 jam sebelumnya sebagai deadline. Karena bagiku, setidaknya aku hanya diburu oleh diriku sendiri bukan diburu orang lain.
Namun semua, tetap harus dilalui kan? Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kakak-kakak PJ group Sapardi Djoko Damono, yaitu Kak Wakhid dan Kak Iman yang selalu memberi semangat dan tak lelah mengingatkan agar kami bisa bertahan hingga titik ini. Kalian hebat, bahkan jika tanpa dukungan kakak berdua, kami tidak mungkin bertahan.
Akhirul kalam, doakan aku bisa terus menulis dan membayar hutang 8 artikel hari ini. Meski... aku tetap berharap ini hanyalah prank dalam kelulusan ODOP, dan syarat kelulusan pada poin 1 benar-benar dihapuskan. Tapi sepertinya mustahil ya? Berharap syarat kelulusan pada poin adalah sebuah Prank hanyalah imajinasi.
Salam,
Yunniew
(Member ODOP Batch 9 yang lagi berjuang)
Luar biasa perjuangannya.
BalasHapusHeheehe makasih sudah mampir kak PJ
Hapus