“Kandang kambingnya sudah dibersihkan belum?” Tanya ibu pada Kakak
“Sudah, Bu! ” Sahut Kakak sambil terus memastikan jumlah kambing yang datang
“Daun pakannya gimana? Sudah beres? Kandang sudah bersih kan?” Lanjut Ibu memastikan
“Daun, kandang, semuanya sudah beres. Tapi ada satu kambing jantan yang belum datang."
“Kok belum datang? Ayo cari sekarang!” ibu memerintahkan.
Seketika Kakak laki-laki saya itu segera bergegas keluar kandang dan mencari kambing jantan yang belum pulang.
Ya, kami memang memiliki banyak kambing, jumlahnya 20 ekor. Semua kambing cari makan sendiri. Tidak dikandangkan seperti kebanyakan ternak zaman sekarang.
Saat itu tempat tinggal kami masih banyak lahan kosong. Maklum kami tinggal di pelosok kota, pembangunan kota belum menyentuh tempat tinggal kami. Kiri kanan masih banyak semak belukar dan rumput pakan ternak. Rumah-rumah penduduk juga masih sangat jarang.
Peraturan tentang hewan peliharaan pun belum seketat saat ini. Jadi 20 kambing yang kami ternak semuanya dilepas liarkan. Terbayangkan bagaimana pasukan kambing ini saat dilepaskan dari kandangnya haha. Muka-muka lapar dari ternak terlihat begitu sumringah manakala pintu kandang di buka.
“ Kakaaaak….kandang kambing sudah dibuka belum?” ini bagian saya yang mengingatkan
“Sstt! Berisik! Cepat bantu kakak sana!” katanya memerintah saya.
Saya pun dengan sukarela membuka pengunci pintu kandang yang diganjal dengan palang pintu dan gembok besi. Mengapa sampai begitu ketat? Iya takut dicuri orang. Jadi Ibu selalu mewanti-wanti untuk memberi kunci pengaman yang maksimal.
Tahun 1995, saya masih teringat betul saat itu bahwa kami memiliki banyak hewan peliharaan, yaitu kambing. Kambing ini sebenarnya adalah milik tetangga. Dititip jaga pada kami dengan sistem bagi hasil 50-50. Artinya dari kambing yang kami punya 50% jumlahnya adalah milik kami.
Pertama kambing ini hanya sepasang, tapi kemudian bertambah dan terus bertambah hingga jumlahnya 20 ekor.
Setiap kambing yang dijual atau dibeli orang kami pun mendapat bagian dari upah mengurus kambing ini. Halaman rumah saya cukup luas, hampir 700m2. Sedangkan rumah kami hanya seluas 120m2 saja. Jadi sangat bisa untuk memelihara hewan ternak seperti kambing.
Ketika Ibu ditawarkan untuk memelihara kambing, tentu saja Ibu langsung menerimanya. Karena berpeluang memiliki penghasilan yang lebih besar. Selama ini Ibu hanya memelihara ayam kampung saja. Ayam kampung nilai jualnya tidak seberapa. Itu pun peminatnya sangat sedikit, karena hampir semua tetangga memelihara ayam kampung.
Berbeda dengan kambing, jumlah peternak hewan berkaki empat ini bisa dihitung dengan jari. Kambing-kambing yang kami pelihara mencari makan sendiri. Cara ini lumrah terjadi di tempat kami, karena memang masih banyak rumput dan lahan kosong.
Kecuali saat hujan, kambing tidak dikeluarkan tapi diberi makan pakan berupa rumput dan dedaunan di kandang. Jika cuaca cerah, maka kambing digembalakan di lahan kosong ini.
Jam 9 pagi dibuka dan jam 5 sore jika belum pulang harus segera dicari. Dengan cara ini beternak kambing terasa lebih ringan, tidak repot mencari pakan segala. Tapi itu dulu, jangan coba-coba kalau sekarang hahaha.
Bahkan saya membaca pada draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang sedang digodok di DPR, pemilik yang melepas liarkan ternaknya hingga mengganggu tanah, benih, tanaman dan pekarangan orang lain akan didenda maksimal 10 juta rupiah. Peraturan ini terdapat pada pasal 278 dan pasal 279 RUU KUHP. Ngeri Kan! Jangan Coba-coba ya.
Beternak dengan cara dilepas liarkan bukannya tanpa resiko. Ternak yang hilang atau tersesat adalah resiko yang harus ditanggung dari kemudahan ini. Belum lagi jika kambingnya musim kawin wkwk.
Dia akan tergila-gila dengan betina mana pun. Meski kambing biasanya berjalan berkelompok, tapi jika sudah kepincut dengan pujaan hatinya. Si Kambing pun akan membuntuti si Betina.
Pernah juga kambing kami tercampur dengan kambing orang lain.Tidak mau pulang. Sehari tidak pulang, besoknya dicari ada, tapi tidak pulang ke kandang kami.
Kakak saya yang bertugas menjaga kambing mengikutinya. Rupanya si jantan ini pulang kerumah pujaan hatinya haha. Untungnya pemilik kambing betina membolehkan kambing jantan kami menginap di kandangnya. Beberapa hari kemudian, barulah si Jantan kembali kerumah. Mungkin setelah hasratnya terpenuhi hehe. Dasar kambing!
Hanya setahun sekali, itu pun bila ada yang mencari. Karena persaingan lumayan ketat sih hehe. Kadang beda harga 50 ribu saja pembeli akan beralih kepada peternak lain. Makanya meski punya kambing banyak tidak juga menjamin kesejahteraan kami. Karena pangsa pasar yang belum jelas saat itu.
Tradisi jual beli kambing rata-rata hanya terjadi saat lebaran Idul Adha. Ya saat Idul qurban, baru banyak yang mencari. Sedang pada hari-hari biasa jangan harap ada yang membeli kambing. Jarang ada peminat daging kambing karena bau nya yang prengus kata Ibu saya.
Penjual sate kambing pun rata-rata memiliki peternakan kambing sendiri. Bagaimana dengan kambing aqiqah? Sayang seribu sayang pengetahuan agama di keluarga kami belum begitu mumpuni saat itu.
Saya salut zaman sekarang, dimana dengan perkembangan internet yang cepat membuat orang tua sudah banyak yang mengetahui hukum aqiqah. Orang tua saya dulu sangat minim pengetahuan tentang aqiqah.
Bayangkan kami memiliki puluhan ekor kambing, namun tak satupun dari kami yang di aqiqahkan dari kambing milik sendiri. Mengapa? Karena dulu kedua orang tua saya belum paham hukum aqiqah. Mungkin begitu juga dengan tetangga saya yang lain. Karena saya dulu jarang mendengar ada syukuran aqiqah.
Entah karena kami tidak diundang atau tetangga juga tidak tahu. Tapi yang pasti jarang sekali tetangga saya yang syukuran anak dengan potong kambing. Rata-rata hanya potong ayam atau daging sapi. Hal inilah yang menjadikan penjualan hewan ternak kambing kami seret.
Masalah Penjualan Hewan Bagi Peternak Lokal
Tantangan peternak lokal dalam penjualan hewan ternak masih menjadi sebuah masalah, seperti dulu yang dihadapi Ibu saya.
Beberapa masalah yang dihadapi Ibu sebagai peternak lokal dalam hal penjualan hewan ternak, antara lain saya tuliskan berikut ini. Baca lagi ya.
1. Tren Penjualan Hanya Setahun Sekali
Tren penjualan kambing ternak kami hanya sekali setahun yaitu menjelang idul qurban. Pada saat itu bisa terjual kambing 2-3 ekor setahun. Selebihnya kalaupun ada yang mencari kambing itu adalah buat obat.
Katanya sih kambing yang memiliki satu warna adalah kambing yang bisa digunakan untuk obat. Entah benar atau hanya mitos. Saya juga kurang paham.
Harganya juga cukup mahal. Berapa yang ditawarkan Ibu langsung dibayarkan oleh pembeli. Itu saja, selebihnya penjualan hanya saat lebaran Haji.
2. Cara Marketing Masih Konvensional
Untuk penjualan kambing kami hanya mengharapkan marketing konvensional, yaitu dari mulut ke mulut. Apalagi jika harga yang ditawarkan cukup miring, maka 'marketing alami' ini akan sangat mudah menyebar. Oh ya satu lagi, jika penjual memiliki 'catatan' sebagai penjual yang tidak susah nego harga, maka akan banyak yang mencari. Jika tidak, ya begitulah hehe.
3. Tidak Adanya Standarisasi Harga Kambing
Ibu saya termasuk yang alot dalam hal negosiasi harga wkwk. Bukan apa-apa, belum adanya standar harga kambing juga menjadi masalahnya. Kadang pembeli datang dengan membawa uang sekian ingin membeli kambing.
Tentu saja Ibu saya menyesuaikan dengan usaha dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk merawat kambing dari lahir hingga siap dijual. Jika dirasa kurang, ibu saya akan menolaknya.
Inilah permasalahan yang kami hadapi dulu ketika memiliki hewan ternak. Meski punya hewan ternak puluhan tapi kami masih kebingungan hendak dijual kemana.
Makanya ketika ada wadah untuk bisa bermitra dengan penyedia layanan aqiqah keluarga Indonesia, saya sangat menyambut baik ide ini. Karena bisa membantu meningkatkan perekonomian peternak lokal yang kesulitan menjual hewan ternaknya.
Aqiqah Nurul Hayat Membantu Meningkatkan Perekonomian Peternak Lokal
Aqiqah Nurul Hayat adalah unit usaha pondok pesantren Nurul Hayat yang berdiri sejak tahun 2003 sebagai penyedia jasa aqiqah keluarga Indonesia.
Menjadi pelopor aqiqah siap saji yang telah berpengalaman puluhan tahun, aqiqah Nurul Hayat telah tersebar di 60 kota/kabupaten yang ada di Indonesia. Setiap bulan, Aqiqah Nurul Hayat telah melayani ribuan aqiqah bagi keluarga Indonesia.
Pengertian Aqiqah dan Hukumnya
Hal ini berdasarkan pada hadits dari Abu Dawud yang berbunyi dari ummu Kurz ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : untuk anak laki-laki 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian apakah kambing jantan atau betina" (HR Abu Dawud)
Hukum Aqiqah
Rasulullah bersabda, "seorang anak tergadai dengan aqiqah yang harus disembelih pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama yang baik."
Aqiqah Nurul Hayat adalah salah satu unit usaha dari Yayasan Nurul Hayat. Aqiqah Nurul Hayat telah banyak melaksanakan pesanan dari berbagai penjuru tanah air. Hingga aqiqah ini banyak digunakan oleh para artis dan pesohor di Indonesia.
Aqiqah Nurul Hayat Langganan Pesohor Negeri
Ya, ini bukan berlebihan jika saya mengatakan bahwa Aqiqah Nurul Hayat sebagai layanan aqiqah langganan para selebritis tanah air. Saya melihat di social media artis terpampang ucapan terima kasih pada aqiqah Nurul Hayat.
Beberapa artis yang saya tahu pernah menggunakan jasa aqiqah Nurul Hayat adalah keluarga Ricky Harun dan Herfiza, keluarga Puadin Redi dan Ryana Dea, Haykal Kamil dan Tantri Namirah, dan yang terbaru saya melihat pasangan artis Gilang Dirga dan Adiezty Fersa yang menggunakan jasa Aqiqah Nurul Hayat untuk mengakikahkan anak mereka.
Dari kalangan Da’i ada ustadz Riza Muhammad dan Ustadz Wijayanto yang telah menggunakan jasa aqiqah Nurul Hayat.
Dari kalangan eksekutif ada Bapak Saifullah Yusuf, wakil gubernur Jawa Timur juga telah menggunakan layanan jasa aqiqah Nurul Hayat. Bahkan Pak WaGub memuji rasa masakan Aqiqah Nurul Hayat. Seirama dengan pak Saifullah, menteri pendidikan RI bapak M. Nuh juga memuji kualitas sate dari Aqiqah Nurul Hayat.
Harga Aqiqah Nurul Hayat
Harga aqiqah Nurul Hayat juga sangat menyesuaikan dengan daerah setempat lho. Harga yang diberikan tentunya telah melewati hasil survey dengan daerah tersebut. Jadi konsumen bisa memilih sesuai dengan daerah yang dipilih.
Misal kalau saya memilih harga paket Nurul Hayat Surabaya, saya tinggal memilih saja kota tersebut sebagai tempat aqiqah dan menghubungi nomor kontak yang tersedia di website aqiqah Nurul Hayat.
Harga Aqiqah Nurul Hayat Surabaya
Untuk pilihan harga aqiqah Nurul Hayat mulai dari paket platinum, Istimewa, Super, Puas hingga paket Tasyakuran. Saya mengambil contoh harga aqiqah Nurul Hayat Surabaya bisa dilihat di tabel dibawah ini.
No |
Paket |
Harga (Betina- Jantan) |
3 Menu |
2 Menu |
1 |
Platinum |
Rp 2.850.000- Rp 3.700.000,- |
270 sate + 90 kreng daging +180 gulai jeroan tulang (harga +Rp 75.000,-) *90 kotak |
550 sate dan 180 porsi gule kambing *180 kotak |
2 |
Istimewa |
Rp 2.500.000-Rp 3.350.000,- |
210 sate+70 kreng daging+140 gulai jeroan tulang ( harga +Rp 75.000,-) *70 kotak |
450 sate dan 140 porsi gule *140 kotak |
3 |
Super |
Rp 2.050.000 - Rp 2.600.000,- |
150 sate + 50 kreng daging +100 gulai jeroan tulang (harga +Rp 75.000,-) *50 kotak |
300 sate dan 100 porsi gule *100 kotak |
4 |
Puas |
Rp 1.850.000 - Rp 2.500.000,- |
120 sate + 40 kreng daging +80 gulai jeroan tulang (harga +Rp 75.000,-) *40 kotak |
250 sate dan 80 porsi gule *80 kotak |
5 |
Tasyakuran |
Rp 1.650.000,- (kambing betina) *paket tasyakuran belum sah digunakan untuk aqiqah |
- |
150 sate dan 40 porsi gule |
Kelebihan Aqiqah Nurul Hayat
Sebagai Aqiqah Keluarga Indonesia, Aqiqah Nurul Hayat memiliki track record baik hingga pesohor negeri banyak menggunakan jasanya. Apa kelebihan Aqiqah Nurul Hayat hingga banyak yang menggunakan jasa ya?
1. Telah Berpengalaman Sejak tahun 2003
Aqiqah Nurul hayat telah berpengalaman sebagai pelopor aqiqah siap saji keluarga Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu. Setiap bulan ribuan kambing aqiqah telah disembelih untuk memenuhi permintaan jasa aqiqah di aqiqah Nurul hayat.
Poin plus lainnya adalah setiap pemesan jasa aqiqah akan mendapatkan boneka Qiqo secara gratis dan 50 eksemplar risalah aqiqah maupun risalah doa bagi pemesan jasa tasyakuran.
Selain itu bagi yang memesan jasa aqiqah di Nurul Hayat, konsumen bisa minta bantuan untuk mendistribusikan ke panti-panti asuhan maupun desa. Praktis kan, karena paket olahan aqiqah Nurul Hayat telah lengkap dengan paket siap sajinya.
2. Aqiqah Sesuai Syariat dan Telah Mendapat Sertifikasi Halal MUI dan Dinas Kesehatan
Syarat hewan yang digunakan untuk aqiqah tentu harus memenuhi standar syarat hewan aqiqah, mulai dari usia cukup dan tidak boleh cacat. Kemudian proses penyembelihan hingga proses memasak harus sesuai syariat.
Sebagai aqiqah keluarga Indonesia, Aqiqah Nurul Hayat juga telah sesuai syariat tersebut dan juga telah mendapat sertifikasi halal dari MUI dan Dinas Kesehatan dengan nomor 503.443.51/JB-08618/436.6.3/VIII/2012.
3. Tersebar di 60 Kota di Indonesia
Aqiqah Nurul Hayat telah tersebar di 60 kota/ kabupaten di Indonesia. Dan setiap bulan tak kurang dari 3000 kambing disembelih untuk melayani aqiqah umat. Aqiqah Nurul Hayat juga telah mendistribusikan aqiqah hingga 60 kota di seluruh Indonesia.
Kamu juga bebas menghubungi daerah mana saja sesuai lokasi tempat aqiqah lho. Mulai dari Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, Banjarmasin, Palembang, Samarinda, dan masih banyak lagi.
4. Aqiqah Sembari Sedekah
Kapan lagi kita bisa melakukan perintah agama sembari menyisihkan untuk membantu program dakwah melalui sedekah. Setelah di potong biaya operasional, keuntungan yang diperoleh dari jasa layanan aqiqah keluarga Indonesia ini, akan disumbangkan untuk program dakwah aqiqah Nurul Hayat.
Seorang Novelis favorit saya, Asma Nadia mengatakan bahwa Aqiqah Nurul Hayat adalah aqiqah plus plus, karena selain melaksanakan syariat agama, kita juga bisa sedekah untuk membantu program dakwah.
Beberapa program dakwah Nurul Hayat yang telah dilakukan antara lain
- Beasiswa tiap semester kepada 4500 anak yatim.
- Mendukung acara Ramadan di Kampus (RDK) ITS Surabaya pada bulan Ramadan
- Program aqiqah dakwah desa yaitu mengajak orang tua menyalurkan aqiqah ke desa binaan Nurul Hayat yang masih minim mengkonsumsi daging, dan masih banyak lagi program lainnya.
5. Membantu Perekonomian Peternak Lokal
Nah sudah sempat saya singgung diawal tentang sulitnya melakukan penjualan hewan ternak jika tidak sedang musim lebaran. Makanya peternak butuh adanya dukungan dari penyelenggara jasa aqiqah seperti Nurul Hayat ini untuk bisa menjual hewan ternaknya.
Semakin banyak permintaan aqiqah di Nurul Hayat, artinya semakin banyak juga peternak lokal di daerah setempat yang terbantu dalam hal penjualan hewan. Jika penjualan hewan ternak lancar, artinya perekonomian masyarakat lokal akan semakin bersinar.
Menjadi Mitra Afiliasi Raih Peluang Dapat Komisi di Aqiqah Nurul Hayat
Siapa sih yang menolak untuk mendapatkan tambahan komisi? Apalagi kalau kerjanya cuma promosi. Nah untuk mendapatkan komisi, kamu bisa kok menjadi mitra afiliasi dari aqiqah Nurul Hayat. Mitra afiliasi tidak perlu terlibat dalam proses produksi maupun distribusi.
Setiap mitra afiliasi aqiqah Nurul Hayat akan mendapatkan komisi sebesar 5% dari setiap transaksi yang diakses melalui link afiliasi mitra.
Selain mendapatkan penghasilan tambahan, dengan menjadi mitra afiliasi Nurul Hayat artinya kamu turut membantu perekonomian para peternak lokal dan membantu program dakwah Nurul Hayat.
Bagaimana Cara Menjadi Mitra Afiliasi Nurul Hayat?
Nah ini adalah pertanyaan yang ditunggu-tunggu hehehe. Untuk menjadi mitra afiliasi Nurul Hayat, kamu tidak perlu keluar modal kok. Karena pendaftarannya gratis, dan tidak ribet.
Kamu cukup daftar melalui link ini https://aqiqahnurulhayat.com/mitra. Kemudian ikuti petunjuknya, setelah memasukkan data yang diminta Kamu bisa submit aplikasi sebagai mitra afiliasi. Kemudian lanjut deh login di website sesuai lokasi dimana kamu mendaftar sebagai mitra Aqiqah Nurul Hayat.
Saat ini sedang dibuka kemitraan Aqiqah Nurul Hayat untuk daerah Bandung, Madura, Makassar, Samarinda dan Medan. Kapan lagi bisa berkontribusi dalam kegiatan dakwah sekaligus mendapat komisi. Yuk boleh banget kan dicoba. Bisa langsung kunjungi website aqiqah Nurul Hayat atau bisa menghubungi kontak Whatsapp +62878-5300-0101 ya.
Penutup
Memenuhi perintah agama untuk mengakikahkan anak adalah bentuk ketaatan kepada syariat yang diajarkan Rasulullah SAW. Memilih jasa layanan aqiqah terbaik adalah keputusan orang tua. Dengan menggunakan aqiqah Nurul Hayat sebagai pilihan jasa aqiqah anak tentu saja merupakan keputusan tepat.
Berpengalaman selama puluhan tahun, Aqiqah Nurul Hayat telah sesuai tuntunan syariat, mulai dari penyembelihan hingga proses memasak telah memenuhi standar dinas kesehatan serta telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI .
Sudah saatnya kita semua berkontribusi dalam program dakwah aqiqah Nurul Hayat. Aqiqah Keluarga Indonesia yang bisa membantu meningkatkan perekonomian peternak lokal sembari menjalankan kewajiban. Yuk aqiqahkan anak di Aqiqah Nurul Hayat! Bisa aqiqah sembari sedekah. Semoga bermanfaat.
Salam
Yunniew
Referensi:
https://aqiqahnurulhayat.com/news/tips-aqiqah-praktis-di-zaman-milenial
aqiqah jaman now memang sudah banyak plus dan manfaatnya termasuk peternak lokal. tidak adanya standarisasi kadang tidak hanya merugikan tapi bisa juga menguntungkan. tapi baiknya memang ada batas atas dan bawah sih.
BalasHapusMasakan Nurul Hayat enak banget. Dulu pernah dapat dari saudara yang aqiqah. Packagingnya juga premium
BalasHapusSeru banget bacanya, Kak. Saya jadi tau dari sudut pandang yang punya kambing dan harus ngerawat kambing begitu.. Alhamdulillahnya makin ke sini, makin efektif ya bagi para peternak lokal, jadi enak juga buat konsumennya.
BalasHapusIya Kak.. Begitulah hihi
HapusMasha Allah banget nih tulisannya. Terus setelah baca ini, langsung kepoin Aqiqah Nurul Hayat
BalasHapusJadi lebih enak ya semenjak ada aqiqah nurul hidayat. Memang benar kalau penjualan hewan ternak pada umumnya gunain cara konvensional, word of mouth marketing. Sudah seharusnya memang ada perubahan, agar lebih mudah menjual hewan ternak, jadi gak harus nunggu momen pas lebaran hari raya haji
BalasHapus