“Anak kecil itu meraung-raung sambil mengejangkan sekujur tubuhnya ketika ibunda hendak meletakkannya di dental chair. Belum juga mendarat sempurna, tubuhnya semakin kaku sembari tangan mencengkram kuat ke pelukan ibunya. Sekuat tenaga dan ratusan bujukan baik ibunda tak mampu membuatnya mereda. Datang dengan radang gusi (gingivitis) yang parah pada 2 buah gigi depan, bocah 3 tahunan bahkan makin berteriak sekencang-kencangnya. Bibirnya terlihat membiru. Dokter yang memperhatikan, hanya mampu menatap dan berharap wanita 30 tahunan itu berhasil menenangkan anaknya. Alhasil, bukannya berhasil mengatasi gingivitis, si anak justru mengalami ketakutan luar biasa.”
Sob, kalau kamu berpikir yang takut atau cemas ke dokter gigi (dental anxiety) itu hanya terjadi pada anak-anak. Kamu salah besar. Orang dewasa pun juga mengalaminya.
Dental anxiety adalah perasaan takut/cemas terhadap dokter gigi. Pada kondisi yang lebih parah disebut sebagai dentophobia. Sedangkan, orang yang mengalami dentophobia disebut sebagai odontophobia.
Faktanya mengutip dari Cleveland Clinic yang berbasis di Amerika Serikat sebanyak 36% orang Amerika mengalami ketakutan terhadap perawatan dokter gigi, 12% mengalami ketakutan yang ekstrem, sedangkan 3% orang dewasa mengalami dentophobia dan menghindari kunjungan ke dokter gigi.
Penelitian dari RSGM Unsrat Manado menyebutkan perbandingan orang yang mengalami kecemasan dental (dental anxiety) di seluruh dunia berjumlah 6-15% dari total seluruh populasi dunia.
Dari fakta ini kita dapat menyimpulkan bahwa, kecemasan terhadap kunjungan ke dokter gigi nyata adanya. Sebenarnya apa yang menyebabkan orang mengalami dental anxiety hingga dentophobia? Kita bahas yuk :)
Sob, tahukah kamu bahwa Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) menyebutkan dentophobia merupakan gangguan fobia spesifik dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM).
Secara umum, penyebab orang enggan mengunjungi dokter gigi karena beberapa alasan berikut ini.
Sob, jika dikatakan yang takut sakit itu adalah anak kecil, tidak juga. Saya baru memberanikan diri ke dokter gigi untuk pertama kalinya ketika berumur 20an tahun. Kampanye sebaiknya kunjungi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali, sepertinya tidak berlaku sama sekali haha..
Saya pikir untuk apa melakukan kunjungan ke dokter gigi, jika kondisi gigi baik-baik saja. Makanya saya enjoy menjalani hidup dengan selalu skip ke dokter gigi. Parah ya.
Alasan lainnya yang menjadikan orang enggan ke dokter gigi adalah cemas karena malu dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut sendiri. Perasaan ini tiba-tiba saja menyeruak dalam benak. Beragam pertanyaan miring berdatangan dalam pikiran.
Bagaimana kalau dokter merasa jijik dengan kondisi gigi saya? Bagaimana kalau ternyata terdapat banyak 'aib' di dalam mulut ini. Bagaimana kalau tiba-tiba dokternya pingsan akibat aroma yang luar biasa parah.
Dan beragam perasaan minder lainnya. Jadi yang menjadi persoalan bagi saya yang memiliki dental anxiety lebih karena adanya rasa malu dengan kondisi gigi sendiri.
Sayangnya mengunjungi dokter gigi secara rutin belum menjadi kebiasaan bagi sebagian keluarga Indonesia. Kurangnya edukasi perihal kesehatan gigi dan mulut turut menjadi penyebabnya. Jika melihat ke belakang, kenyataan ini tentu saja didukung oleh pola pendidikan orang tua dan fakta di lapangan.
Saya teringat ketika kecil, kalau ibu mau ke dokter gigi harus ke kota dulu, belum lagi antrian panjang yang tentu saja menyita waktu. Fakta ini berefek pada kebiasaan saat ini, kami tidak terbiasa melakukan kunjungan ke dokter gigi. Jika sudah merasa sakit gigi yang parah, atau gigi tumbuh tidak normal, barulah pergi ke dokter gigi. Padahal ini sungguh perilaku yang keliru.
Pengalaman buruk orang lain yang diketahui secara sadar membuat dentophobia makin menjadi. Jujur saja pengalaman orang lain yang mengalami kejadian buruk ke dokter gigi sangat mempengaruhi ketakutan ini. Apalagi kejadian ini didengar secara meyakinkan dari orang terdekat. Makin keder deh.
Bagi masyarakat umum yang tidak memiliki jaminan kesehatan, mengunjungi dokter gigi artinya siap mengeluarkan biaya. Benar, kalau melakukan kunjungan ke dokter gigi tentu saja membutuhkan biaya. Tetapi kamu bisa menggunakan asuransi kesehatan gigi dari pemerintah atau lainnya sebagai dukungan biaya ke dokter gigi. Makanya rutin melakukan kunjungan ke dokter gigi agar terhindar dari treatment berlebih.
Seperti kejadian yang menimpa diri saya sendiri, karena menolak melakukan kunjungan ke dokter gigi berkali-kali, saya harus melakukan perawatan saluran akar (PSA) gigi.
Perawatan saluran akar gigi adalah perawatan pada gigi bolong yang sering sakit. Karena saya abai dan menyepelekan lubang kecil, rupa-rupanya lubangnya makin lama makin membesar dan membengkak. Ujung-ujungnya sakit gigi pun tak terelakkan.
Perasaan seperti ada yang menarik di syaraf-syarat mulut hingga ke kepala, membuat saya merasakan sakit yang tak tertahankan.
Dulu saya tak percaya adanya lagu, lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati. Ah, rupanya keduanya sama-sama sakit haha...Semoga kamu jangan sampai merasakannya. Makanya kita harus ajarkan anak-anak kita menjaga kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin.
Sob, salah satu hal yang perlu kita lakukan untuk menghindari kecemasan dental adalah dengan membawa anak-anak kita untuk mengunjungi dokter gigi sedini mungkin.
Faktanya mengutip dari Cleveland Clinic yang berbasis di Amerika Serikat sebanyak 36% orang Amerika mengalami ketakutan terhadap perawatan dokter gigi, 12% mengalami ketakutan yang ekstrem, sedangkan 3% orang dewasa mengalami dentophobia dan menghindari kunjungan ke dokter gigi.
Penelitian dari RSGM Unsrat Manado menyebutkan perbandingan orang yang mengalami kecemasan dental (dental anxiety) di seluruh dunia berjumlah 6-15% dari total seluruh populasi dunia.
Dari fakta ini kita dapat menyimpulkan bahwa, kecemasan terhadap kunjungan ke dokter gigi nyata adanya. Sebenarnya apa yang menyebabkan orang mengalami dental anxiety hingga dentophobia? Kita bahas yuk :)
Penyebab Orang Cemas Pergi ke Dokter Gigi
Sob, tahukah kamu bahwa Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) menyebutkan dentophobia merupakan gangguan fobia spesifik dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM).
Dalam penelitian dari Kartono dan Sartono tahun 1992 faktor penyebab kecemasan mengunjungi dokter gigi sebanyak 81,46% karena suara bur, 50,72% karena duduk di dental chair, 39,13% karena takut jarum suntik dan dental instrument, serta 33,33% ketakutan dari pengalaman negatif diri sendiri maupun orang lain.
Secara umum, penyebab orang enggan mengunjungi dokter gigi karena beberapa alasan berikut ini.
1. Takut sakit
Sob, jika dikatakan yang takut sakit itu adalah anak kecil, tidak juga. Saya baru memberanikan diri ke dokter gigi untuk pertama kalinya ketika berumur 20an tahun. Kampanye sebaiknya kunjungi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali, sepertinya tidak berlaku sama sekali haha..
Saya pikir untuk apa melakukan kunjungan ke dokter gigi, jika kondisi gigi baik-baik saja. Makanya saya enjoy menjalani hidup dengan selalu skip ke dokter gigi. Parah ya.
2. Cemas dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut
Alasan lainnya yang menjadikan orang enggan ke dokter gigi adalah cemas karena malu dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut sendiri. Perasaan ini tiba-tiba saja menyeruak dalam benak. Beragam pertanyaan miring berdatangan dalam pikiran.
Bagaimana kalau dokter merasa jijik dengan kondisi gigi saya? Bagaimana kalau ternyata terdapat banyak 'aib' di dalam mulut ini. Bagaimana kalau tiba-tiba dokternya pingsan akibat aroma yang luar biasa parah.
Dan beragam perasaan minder lainnya. Jadi yang menjadi persoalan bagi saya yang memiliki dental anxiety lebih karena adanya rasa malu dengan kondisi gigi sendiri.
3. Kunjungan ke dokter Gigi belum menjadi kebiasaan
Sayangnya mengunjungi dokter gigi secara rutin belum menjadi kebiasaan bagi sebagian keluarga Indonesia. Kurangnya edukasi perihal kesehatan gigi dan mulut turut menjadi penyebabnya. Jika melihat ke belakang, kenyataan ini tentu saja didukung oleh pola pendidikan orang tua dan fakta di lapangan.
Saya teringat ketika kecil, kalau ibu mau ke dokter gigi harus ke kota dulu, belum lagi antrian panjang yang tentu saja menyita waktu. Fakta ini berefek pada kebiasaan saat ini, kami tidak terbiasa melakukan kunjungan ke dokter gigi. Jika sudah merasa sakit gigi yang parah, atau gigi tumbuh tidak normal, barulah pergi ke dokter gigi. Padahal ini sungguh perilaku yang keliru.
4. Pengalaman buruk orang terdekat
Pengalaman buruk orang lain yang diketahui secara sadar membuat dentophobia makin menjadi. Jujur saja pengalaman orang lain yang mengalami kejadian buruk ke dokter gigi sangat mempengaruhi ketakutan ini. Apalagi kejadian ini didengar secara meyakinkan dari orang terdekat. Makin keder deh.
5. Biaya
Bagi masyarakat umum yang tidak memiliki jaminan kesehatan, mengunjungi dokter gigi artinya siap mengeluarkan biaya. Benar, kalau melakukan kunjungan ke dokter gigi tentu saja membutuhkan biaya. Tetapi kamu bisa menggunakan asuransi kesehatan gigi dari pemerintah atau lainnya sebagai dukungan biaya ke dokter gigi. Makanya rutin melakukan kunjungan ke dokter gigi agar terhindar dari treatment berlebih.
Malas ke Dokter Gigi, Siap-siap Mengeluarkan Biaya Lebih
Seperti kejadian yang menimpa diri saya sendiri, karena menolak melakukan kunjungan ke dokter gigi berkali-kali, saya harus melakukan perawatan saluran akar (PSA) gigi.
Perawatan saluran akar gigi adalah perawatan pada gigi bolong yang sering sakit. Karena saya abai dan menyepelekan lubang kecil, rupa-rupanya lubangnya makin lama makin membesar dan membengkak. Ujung-ujungnya sakit gigi pun tak terelakkan.
Perasaan seperti ada yang menarik di syaraf-syarat mulut hingga ke kepala, membuat saya merasakan sakit yang tak tertahankan.
Dulu saya tak percaya adanya lagu, lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati. Ah, rupanya keduanya sama-sama sakit haha...Semoga kamu jangan sampai merasakannya. Makanya kita harus ajarkan anak-anak kita menjaga kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin.
Pentingnya Melakukan Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Sejak Dini
Sob, salah satu hal yang perlu kita lakukan untuk menghindari kecemasan dental adalah dengan membawa anak-anak kita untuk mengunjungi dokter gigi sedini mungkin.
Saya percaya kesan pertama begitu penting (mirip iklan ya hehe). Tapi serius lho, kesan pertama kunjungan ke dokter gigi akan melekat dalam ingatan mereka.
Jika kesan pertama buruk, semisal ketika gigi mereka sudah sakit, baru ke dokter gigi. Jangankan anak-anak, saya saja trauma ketika dokter memeriksa gigi saya yang sakit.
Ini juga yang terjadi pada anak-anak. Ketika kesan pertama kunjungan ke dokter gigi menyenangkan, mereka dengan senang hati mengunjungi dokter kembali. Namun bila kesan pertama buruk, saya yakin kenangan itu akan terbawa sampai tua.
Berbagai Asosiasi Kedokteran gigi menyatakan bahwa sebaiknya anak dibawa ke dokter gigi sejak kemunculan gigi pertamanya atau 6 bulan setelahnya.
Menurut guideline American of Pediatric Dentistry, tujuan membawa anak ke dokter gigi adalah untuk mengetahui tumbuh kembang gigi geligi dan rahangnya, mendeteksi dini permasalahan gigi, hingga melakukan evaluasi perawatan yang sudah dilakukan di rumah.
Namun pada kenyataannya masih banyak yang enggan melakukan kunjungan ke dokter gigi, alasannya klasik sih.
“Kalau tidak sakit ngapain ke dokter gigi?”
Padahal, khusus untuk kesehatan gigi dan mulut penting adanya perawatan dan evaluasi. Saya baru merasakan ternyata sakit gigi benar-benar sakit. Dan yang paling terasa, kehilangan gigi artinya sama seperti kehilangan benda kesayangan. Gigi yang hilang sangat mengganggu penampilan. Menggantinya tentu saja membutuhkan biaya yang lebih besar.
Lantas kalau sudah terlalu takut ke dokter gigi, apa solusinya? Masa sih gigi kita didiamkan saja selama bertahun-tahun tanpa perawatan sama sekali?
Saya teringat ketika awal kunjungan ke dokter gigi, saya berkata pada dokter bahwa saya memiliki (sedikit rasa takut) dengan treatment gigi. Saya juga sempat mengutarakan apa saja yang membuat saya sedikit tegang atas untuk perawatan ini pada kunjungan sebelumnya.
Untunglah dokter gigi yang saya datangi merupakan salah satu dokter gigi terbaik. Beliau dengan tenang mengajak saya bercerita tentang pekerjaan, apa yang saya lakukan ketika di rumah, dan sebagainya.
Suasana kami tampak akrab, hingga saya tidak sadar bahwa saat itu dokter sudah selesai menyuntikkan bius dengan benda seperti pena. Pembicaraan berlanjut bahkan ke pembicaraan personal, saya kemudian diminta berkumur, kemudian dokter mengatakan bahwa beliau sudah selesai mencabut gigi saya.
Perasaan baru beberapa menit yang lalu saya merasakan sedikit tegang akan proses pencabutan gigi, Tapi setelahnya, rasa itu seperti menguap begitu saja. Ah inilah pentingnya berkonsultasi sebelumnya pada dokter gigi agar mereka juga tahu bagaimana menangani pasien dengan benar.
Sob, sebenarnya treatment yang dilakukan oleh dokter gigi saya dahulu merupakan bentuk pengalihan perhatian saya akan prosedur perawatan gigi yang (katanya) menyeramkan. Beliau mencoba mengalihkan perhatian saya dengan mengajak saya berpindah fokus, dari perihal menegangkan ke peristiwa santai dalam kehidupan sehari-hari.
Metode ini banyak dilakukan oleh dokter gigi profesional terhadap pasiennya. Kalau pada anak-anak, biasanya dokter akan memberikan tontonan atau film favorit mereka. Hal ini tentu saja bisa mengalihkan pikiran agar lebih rileks menjalani perawatan gigi.
Ketika pergi ke dokter gigi atau tempat manapun yang masih asing, tentu lebih nyaman jika ditemani orang terdekat. Bisa teman atau saudara. Mereka bisa memberi dukungan moril dan positif vibes untuk kita.
Kunjungan awal ke dokter gigi saya lakukan bersama kakak perempuan. Beliau juga yang membantu menambahkan informasi pada dokter perihal ketegangan saya kala itu. Melalui informasi tambahan ini, dokter makin mudah memberikan prosedur tambahan kalau-kalau ada emergency selama tindakan.
Sob, poin ini adalah poin paling krusial memilih klinik gigi yaitu memiliki dokter gigi andalan. Memiliki dokter gigi andalan artinya sang dokter sudah mengetahui apa permasalahan utama kita sehingga kita percaya atas treatment yang diberikan.
Selain itu kedekatan emosional antara dokter dan pasien memberikan energi positif yang luar biasa. Saya bahkan menunda melakukan treatment gigi, apabila dokter andaln saya cuti atau tidak masuk kerja haha...Karena memiliki dokter gigi andalan saya ibaratkan seperti memiliki orang tua yang siap merawat 'keburukan' dalam gigi dan mulut dengan cara yang arif hehe..
Sob, berbicara mengenai dokter gigi andalan, tentu saja sangat sulit didapatkan jika kita mencarinya sendiri. Bayangkan saja, pergi ke dokter gigi saja takut, bagaimana bisa menemukannya sendiri hehe..Untuk itu kamu bisa mencari dokter gigi tepercaya melalui situs kesehatan, testimoni di internet, media sosial, atau melalui referensi teman.
Untuk kamu yang berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Surabaya kamu bisa mengunjungi klinik gigi SATU Dental.
Banyak yang merekomendasikan untuk mengunjungi klinik gigi ini, apalagi ada program SATU Dentour, yaitu curhat gigi keliling gratis dari klinik SATU Dental. Seperti apa programnya? Yuk kita lanjutkan.
Klinik gigi SATU Dental adalah klinik gigi tepercaya yang sudah memiliki puluhan cabang klinik gigi di kota-kota besar Indonesia. Saat ini sudah terdapat 48+ klinik gigi SATU Dental di Jabodetabek dan Surabaya.
Baru-baru ini tanggal 25-27 oktober, klinik gigi SATU Dental mengadakan program cek kesehatan gigi dan konsultasi gratis melalui SATU Dentour.
Sebuah pengalaman baru, curhat masalah gigi langsung ke dokter gigi di mobil dengan desain khusus menyerupai klinik gigi, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kesehatan gigi & mulut, serta memperlihatkan bahwa ke dokter gigi tidak menakutkan.
Dengan adanya kegiatan SATU Dentour ini, stigma masyarakat yang takut dan cemas akut ke dokter gigi menjadi terhempaskan. Dengan desain khusus klinik gigi mobile, SATU Dentour mampu menyibak tabir ‘horor’ ke dokter gigi.
Terbukti dengan banyaknya antrian ketika acara yang diadakan di Trans Studio Mall Cibubur, Jawa Barat ini dipenuhi antrian masyarakat yang hendak periksa gigi. Untungnya jam operasional SATU Dentour ini cukup mengakomodir keinginan masyarakat yang buka mulai jam 10.00 hingga 22.000 WIB.
Melihat testimoni pasien yang hadir di SATU Dentour, banyak sekali masyarakat yang antusias dengan program ini. Apalagi adanya curhat (konsultasi) gratis bersama dokter gigi terbaik dari klinik gigi SATU Dental. Kamu yang berada di sekitar lokasi ini, ada yang sudah nyobain periksa gigi di SATU Dentour?
Bagi kamu yang ketinggalan event SATU Dentour di Trans Studio Mall Cibubur, Jawa Barat kemarin, jangan khawatir yang Sob. Kamu masih bisa mengikuti curhat gratis bersama dokter gigi SATU Dentour berikutnya.
Oh ya Sob, kenapa sih banyak yang tertarik dengan program SATU Dentour dari SATU Dental? Berikut ini beberapa alasannya.
Klinik gigi SATU dental memiliki tenaga kesehatan berpengalaman dan memiliki sertifikasi sesuai spesialisasinya masing-masing. Selain itu, di klinik gigi SATU Dental tersedia dokter spesialis dan non spesialis yang siap memberikan pelayanan terbaik pada pasien.
Layanan kesehatan gigi dan mulut di klinik SATU Dental paling lengkap. Perawatan gigi yang ada di klinik gigi SATU Dental meliputi :
Perawatan gigi di klinik gigi SATU Dental menggunakan peralatan dan teknologi yang canggih sehingga dapat meminimalisir rasa sakit. Seperti kita ketahui bahwa rasa sakit menjadi salah satu faktor penyebab munculnya dentophobia atau dental anxiety.
Misalnya saja seperti proses pembersihan karang gigi (scaling). Banyak orang yang merasakan takut merasa sakit saat scaling. Belum memiliki pengalaman hingga kondisi karang terlalu tebal menjadi alasannya. Namun di klinik gigi SATU Dental telah menggunakan teknologi dan fasilitas yang canggih, sehingga pasien akan merasa nyaman sekali selama proses pembersihan karang.
Perawatan gigi anak di klinik gigi SATU Dental tersedia kids corner dan snack corner, sehingga anak-anak yang hendak melakukan perawatan tidak merasa seperti di klinik gigi. Tetapi mereka akan merasakan seperti rumah yang lengkap dengan taman bermainnya. Suasana klinik gigi SATU Dental sangat hommy dan ramah anak.
Dengan pelayanan dokter gigi yang ramah, penjelasan detail, serta berpengalaman membuat pasien betah berlama-lama melakukan konsultasi dan perawatan gigi.
Dari testimoni yang banyak diberikan di media sosial dan internet, pasien yang pernah ke klinik gigi SATU Dental sangat puas dengan pelayanan dokter serta hasil perawatan giginya. Harga yang diberikan cukup kompetitif dengan adanya beragam promo yang diberikan.
Nah, semua kenyamanan ini akan bisa kamu nikmati jika melakukan perawatan gigi di klinik gigi terdekat seperti klinik gigi SATU Dentour.
Rasa cemas yang diiringi dengan rasa takut sebenarnya berasal dari ketidaktahuan serta minimnya edukasi pentingnya perawatan kesehatan gigi dan mulut. Mengingat edukasi ini harus tersampaikan secara tepat ke masyarakat, SATU Dental melakukan sebuah terobosan baru melalui SATU Dentour.
Sebuah pengalaman baru untuk curhat gratis seputar masalah kesehatan gigi dan mulut, melalui sebuah mobil klinik yang didesain mirip dengan klinik mobile. Suasana yang nyaman serta pelayanan yang friendly menjadikan masyarakat yang awalnya merasa cemas ke dokter gigi, malah menjadi betah berlama-lama konsultasi.
Dengan adanya klinik gigi keliling SATU Dentour dari SATU Dental ini, saya yakin baik anak-anak maupun dewasa tak akan takut lagi ke dokter gigi. Tak ada lagi dental anxiety, karena ada Satu Dentour dari SATU Dental yang jadi solusi!
Yuk kunjungi next stop SATU Dentour #DekatDanTerpercaya berikutnya bulan November di Summarecon Bekasi dan Senayan City. Jangan lupa catat tanggalnya. Semoga bermanfaat :)
Salam,
Yunniew
Referensi:
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22594-dentophobia-fear-of-dentists
YouTube Dokter Gigi Channel diakses 26 Oktober 2024, Pukul 05.47 WIB
https://youtube.com/@doktergigichannel
Hubungan perasaan takut anak terhadap perawatan gigi dengan kebersihan gigi dan mulut di RSGM Unsrat Manado (diakses 26 Oktober 2024 jam 12.50 WIB
https://www.researchgate.net/publication/334299109_Hubungan_perasaan_takut_anak_terhadap_perawatan_gigi_dengan_kebersihan_gigi_dan_mulut_ di_RSGM_Unsrat_Manado
Kapan sebaiknya membawa anak melakukan kunjungan pertama ke dokter gigi?
Berbagai Asosiasi Kedokteran gigi menyatakan bahwa sebaiknya anak dibawa ke dokter gigi sejak kemunculan gigi pertamanya atau 6 bulan setelahnya.
Menurut guideline American of Pediatric Dentistry, tujuan membawa anak ke dokter gigi adalah untuk mengetahui tumbuh kembang gigi geligi dan rahangnya, mendeteksi dini permasalahan gigi, hingga melakukan evaluasi perawatan yang sudah dilakukan di rumah.
Namun pada kenyataannya masih banyak yang enggan melakukan kunjungan ke dokter gigi, alasannya klasik sih.
“Kalau tidak sakit ngapain ke dokter gigi?”
Padahal, khusus untuk kesehatan gigi dan mulut penting adanya perawatan dan evaluasi. Saya baru merasakan ternyata sakit gigi benar-benar sakit. Dan yang paling terasa, kehilangan gigi artinya sama seperti kehilangan benda kesayangan. Gigi yang hilang sangat mengganggu penampilan. Menggantinya tentu saja membutuhkan biaya yang lebih besar.
Lantas kalau sudah terlalu takut ke dokter gigi, apa solusinya? Masa sih gigi kita didiamkan saja selama bertahun-tahun tanpa perawatan sama sekali?
Cara Tepat Hadapi Cemas ke Dokter Gigi
1. Ceritakan kondisimu dengan jelas pada dokter gigi
Saya teringat ketika awal kunjungan ke dokter gigi, saya berkata pada dokter bahwa saya memiliki (sedikit rasa takut) dengan treatment gigi. Saya juga sempat mengutarakan apa saja yang membuat saya sedikit tegang atas untuk perawatan ini pada kunjungan sebelumnya.
Untunglah dokter gigi yang saya datangi merupakan salah satu dokter gigi terbaik. Beliau dengan tenang mengajak saya bercerita tentang pekerjaan, apa yang saya lakukan ketika di rumah, dan sebagainya.
Suasana kami tampak akrab, hingga saya tidak sadar bahwa saat itu dokter sudah selesai menyuntikkan bius dengan benda seperti pena. Pembicaraan berlanjut bahkan ke pembicaraan personal, saya kemudian diminta berkumur, kemudian dokter mengatakan bahwa beliau sudah selesai mencabut gigi saya.
Perasaan baru beberapa menit yang lalu saya merasakan sedikit tegang akan proses pencabutan gigi, Tapi setelahnya, rasa itu seperti menguap begitu saja. Ah inilah pentingnya berkonsultasi sebelumnya pada dokter gigi agar mereka juga tahu bagaimana menangani pasien dengan benar.
2. Mengalihkan pikiran (distraction)
Sob, sebenarnya treatment yang dilakukan oleh dokter gigi saya dahulu merupakan bentuk pengalihan perhatian saya akan prosedur perawatan gigi yang (katanya) menyeramkan. Beliau mencoba mengalihkan perhatian saya dengan mengajak saya berpindah fokus, dari perihal menegangkan ke peristiwa santai dalam kehidupan sehari-hari.
Metode ini banyak dilakukan oleh dokter gigi profesional terhadap pasiennya. Kalau pada anak-anak, biasanya dokter akan memberikan tontonan atau film favorit mereka. Hal ini tentu saja bisa mengalihkan pikiran agar lebih rileks menjalani perawatan gigi.
3. Pergi bersama orang terdekat
Ketika pergi ke dokter gigi atau tempat manapun yang masih asing, tentu lebih nyaman jika ditemani orang terdekat. Bisa teman atau saudara. Mereka bisa memberi dukungan moril dan positif vibes untuk kita.
Kunjungan awal ke dokter gigi saya lakukan bersama kakak perempuan. Beliau juga yang membantu menambahkan informasi pada dokter perihal ketegangan saya kala itu. Melalui informasi tambahan ini, dokter makin mudah memberikan prosedur tambahan kalau-kalau ada emergency selama tindakan.
4. Memiliki dokter gigi andalan
Sob, poin ini adalah poin paling krusial memilih klinik gigi yaitu memiliki dokter gigi andalan. Memiliki dokter gigi andalan artinya sang dokter sudah mengetahui apa permasalahan utama kita sehingga kita percaya atas treatment yang diberikan.
Selain itu kedekatan emosional antara dokter dan pasien memberikan energi positif yang luar biasa. Saya bahkan menunda melakukan treatment gigi, apabila dokter andaln saya cuti atau tidak masuk kerja haha...Karena memiliki dokter gigi andalan saya ibaratkan seperti memiliki orang tua yang siap merawat 'keburukan' dalam gigi dan mulut dengan cara yang arif hehe..
Sob, berbicara mengenai dokter gigi andalan, tentu saja sangat sulit didapatkan jika kita mencarinya sendiri. Bayangkan saja, pergi ke dokter gigi saja takut, bagaimana bisa menemukannya sendiri hehe..Untuk itu kamu bisa mencari dokter gigi tepercaya melalui situs kesehatan, testimoni di internet, media sosial, atau melalui referensi teman.
Untuk kamu yang berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Surabaya kamu bisa mengunjungi klinik gigi SATU Dental.
Banyak yang merekomendasikan untuk mengunjungi klinik gigi ini, apalagi ada program SATU Dentour, yaitu curhat gigi keliling gratis dari klinik SATU Dental. Seperti apa programnya? Yuk kita lanjutkan.
SATU Dentour dari SATU Dental Hempaskan Cemas ke Dokter Gigi
Klinik gigi SATU Dental adalah klinik gigi tepercaya yang sudah memiliki puluhan cabang klinik gigi di kota-kota besar Indonesia. Saat ini sudah terdapat 48+ klinik gigi SATU Dental di Jabodetabek dan Surabaya.
Baru-baru ini tanggal 25-27 oktober, klinik gigi SATU Dental mengadakan program cek kesehatan gigi dan konsultasi gratis melalui SATU Dentour.
Sebuah pengalaman baru, curhat masalah gigi langsung ke dokter gigi di mobil dengan desain khusus menyerupai klinik gigi, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kesehatan gigi & mulut, serta memperlihatkan bahwa ke dokter gigi tidak menakutkan.
Dengan adanya kegiatan SATU Dentour ini, stigma masyarakat yang takut dan cemas akut ke dokter gigi menjadi terhempaskan. Dengan desain khusus klinik gigi mobile, SATU Dentour mampu menyibak tabir ‘horor’ ke dokter gigi.
Terbukti dengan banyaknya antrian ketika acara yang diadakan di Trans Studio Mall Cibubur, Jawa Barat ini dipenuhi antrian masyarakat yang hendak periksa gigi. Untungnya jam operasional SATU Dentour ini cukup mengakomodir keinginan masyarakat yang buka mulai jam 10.00 hingga 22.000 WIB.
Melihat testimoni pasien yang hadir di SATU Dentour, banyak sekali masyarakat yang antusias dengan program ini. Apalagi adanya curhat (konsultasi) gratis bersama dokter gigi terbaik dari klinik gigi SATU Dental. Kamu yang berada di sekitar lokasi ini, ada yang sudah nyobain periksa gigi di SATU Dentour?
Bagi kamu yang ketinggalan event SATU Dentour di Trans Studio Mall Cibubur, Jawa Barat kemarin, jangan khawatir yang Sob. Kamu masih bisa mengikuti curhat gratis bersama dokter gigi SATU Dentour berikutnya.
Mengapa Harus Memilih Klinik Gigi SATU Dental?
Oh ya Sob, kenapa sih banyak yang tertarik dengan program SATU Dentour dari SATU Dental? Berikut ini beberapa alasannya.
1. Klinik SATU Dental memiliki tenaga profesional bersertifikat dan berpengalaman
Klinik gigi SATU dental memiliki tenaga kesehatan berpengalaman dan memiliki sertifikasi sesuai spesialisasinya masing-masing. Selain itu, di klinik gigi SATU Dental tersedia dokter spesialis dan non spesialis yang siap memberikan pelayanan terbaik pada pasien.
2. Layanan perawatan kesehatan gigi paling lengkap
Layanan kesehatan gigi dan mulut di klinik SATU Dental paling lengkap. Perawatan gigi yang ada di klinik gigi SATU Dental meliputi :
- Perawatan basic seperti dental massage untuk memperbaiki penampilan gigi dengan veneer gigi, dental spa, scaling gigi/ pembersihan karang gigi, hingga tambal gigi.
- Perawatan gigi estetik yaitu untuk memperbaiki struktur gigi, warna gigi seperti bleaching/whitening gigi, dan veneer gigi.
- Perawatan ortodonti yaitu pemasangan kawat gigi atau behel
- Perawatan prostho yaitu pemasangan crown gigi, gigi palsu atau gigi tiruan, hingga implan gigi
- Perawatan saluran akar gigi dan cabut gigi, serta
- Perawatan gigi anak
3. Menggunakan teknologi canggih
Perawatan gigi di klinik gigi SATU Dental menggunakan peralatan dan teknologi yang canggih sehingga dapat meminimalisir rasa sakit. Seperti kita ketahui bahwa rasa sakit menjadi salah satu faktor penyebab munculnya dentophobia atau dental anxiety.
Misalnya saja seperti proses pembersihan karang gigi (scaling). Banyak orang yang merasakan takut merasa sakit saat scaling. Belum memiliki pengalaman hingga kondisi karang terlalu tebal menjadi alasannya. Namun di klinik gigi SATU Dental telah menggunakan teknologi dan fasilitas yang canggih, sehingga pasien akan merasa nyaman sekali selama proses pembersihan karang.
4. Fasilitas SATU Dental ramah anak
Perawatan gigi anak di klinik gigi SATU Dental tersedia kids corner dan snack corner, sehingga anak-anak yang hendak melakukan perawatan tidak merasa seperti di klinik gigi. Tetapi mereka akan merasakan seperti rumah yang lengkap dengan taman bermainnya. Suasana klinik gigi SATU Dental sangat hommy dan ramah anak.
5. Pelayanan terbaik
Dengan pelayanan dokter gigi yang ramah, penjelasan detail, serta berpengalaman membuat pasien betah berlama-lama melakukan konsultasi dan perawatan gigi.
Dari testimoni yang banyak diberikan di media sosial dan internet, pasien yang pernah ke klinik gigi SATU Dental sangat puas dengan pelayanan dokter serta hasil perawatan giginya. Harga yang diberikan cukup kompetitif dengan adanya beragam promo yang diberikan.
Nah, semua kenyamanan ini akan bisa kamu nikmati jika melakukan perawatan gigi di klinik gigi terdekat seperti klinik gigi SATU Dentour.
Sekarang Nggak Cemas Lagi ke Dokter Gigi, Ada Satu Dental di SATU Dentour
Rasa cemas yang diiringi dengan rasa takut sebenarnya berasal dari ketidaktahuan serta minimnya edukasi pentingnya perawatan kesehatan gigi dan mulut. Mengingat edukasi ini harus tersampaikan secara tepat ke masyarakat, SATU Dental melakukan sebuah terobosan baru melalui SATU Dentour.
Sebuah pengalaman baru untuk curhat gratis seputar masalah kesehatan gigi dan mulut, melalui sebuah mobil klinik yang didesain mirip dengan klinik mobile. Suasana yang nyaman serta pelayanan yang friendly menjadikan masyarakat yang awalnya merasa cemas ke dokter gigi, malah menjadi betah berlama-lama konsultasi.
Dengan adanya klinik gigi keliling SATU Dentour dari SATU Dental ini, saya yakin baik anak-anak maupun dewasa tak akan takut lagi ke dokter gigi. Tak ada lagi dental anxiety, karena ada Satu Dentour dari SATU Dental yang jadi solusi!
Yuk kunjungi next stop SATU Dentour #DekatDanTerpercaya berikutnya bulan November di Summarecon Bekasi dan Senayan City. Jangan lupa catat tanggalnya. Semoga bermanfaat :)
Salam,
Yunniew
Referensi:
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22594-dentophobia-fear-of-dentists
YouTube Dokter Gigi Channel diakses 26 Oktober 2024, Pukul 05.47 WIB
https://youtube.com/@doktergigichannel
Hubungan perasaan takut anak terhadap perawatan gigi dengan kebersihan gigi dan mulut di RSGM Unsrat Manado (diakses 26 Oktober 2024 jam 12.50 WIB
https://www.researchgate.net/publication/334299109_Hubungan_perasaan_takut_anak_terhadap_perawatan_gigi_dengan_kebersihan_gigi_dan_mulut_ di_RSGM_Unsrat_Manado
Sebelum saya bertemu dengan dokter gigi yang tepat, saya juga takut ke dokter gigi. Setelah menemukan dokter yang tepat dan mampu merawat gigi saya dengan cepat tanpa sakit, eh saya malah ketagihan ke dokter gigi.
BalasHapusKalau melihat gambar-gambar desain interior klinik Satu Dentour yang nyaman banget, kayanya ga bakal nolak buat datang ke sana kalau ada masalah dengan gigi, apalagi disambut dengan senyuman ramah petugas dan pelayanan maksimal dari dokter di kliniknya, pasti betah deh
BalasHapusDokter gigi memang idealnya setiap 6 bulan sekali kita harus kunjungi untuk pemeriksaan rutin. Meskipun tidak memiliki keluhan idealnya harus berkunjung ke dokter gigi.
BalasHapusDokter gigi emang seserem itu karena peralatannya terpampang jelas, naik kursi langsung spot jantung :) keren banget solusi SAtU Dentour yang bikin nyaman dan tenang buat ke dokter gigi
BalasHapusLihat fasilitas pendukung kliniknya sih yakin bikin anak-anak yang ga mau dan tidak nyaman ke dokter gigi jd berasa main ke playground aja
BalasHapusHadirnya Klinik Satu Dental menggeser sudut pandang bahwa pemeriksaan gigi sangat menyenangkan.
BalasHapus