Hi SobatMQ!
Saya pernah membaca suatu cerita tentang seorang kaya di dunia yang ditanya, apakah dirinya mengizinkan anaknya menikah dengan pria miskin? Sang Hartawan berkata bahwa dirinya tidak akan mengizinkan seorang pria miskin menikahi putrinya. Si penanya kaget, mengapa begitu? Orang kaya tersebut berkata, jika seorang yang miskin, tidak memiliki strategi untuk bisa mencapai kebebasan finansial, berapa banyak pun uang yang dimiliki, pada akhirnya dirinya akan kembali menjadi pria miskin lagi. Ayah mana yang tega menyerahkan putri kesayangannya pada seorang pria yang tidak pandai mengatur uang, bahkan tidak memiliki literasi finansial?
Lihat! Betapa pentingnya literasi finansial. Saya juga pernah membaca seseorang yang menang lotre atau mendapat harta warisan dalam jumlah milyaran pun, akan kembali miskin beberapa tahun setelahnya. Bisa ditebak, alasannya karena orang tersebut tidak memiliki pengetahuan bagaimana membuat uangnya berkembang atau membuat uang bekerja untuknya.
Seminar Strategi Bagaimana Mencapai Kebebasan Finansial Bagi Freelancer dan Newbie dari Universitas Pelita Harapan
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengikuti seminar Strategies on How to Achieve Financial Freedom For Newbie and Freelancer dari Universitas Pelita Harapan. Dari judulnya saja, saya sangat tertarik untuk mengikutinya, baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai freelancer.
Acara ini digelar secara daring, tentunya cukup mudah diikuti oleh semua kalangan. Tepat hari Sabtu, 9 November 2024 jam 19.00 WIB saya sengaja menyetel alarm agar bisa mengikuti acara tepat waktu. Maklum, hidup sebagai ibu anak 3 seperti saya berlangsung dari satu alarm ke alarm lainnya sebagai penanda jeda agenda haha.
Malam itu acara dibuka oleh Kak Yustika Rusnanda sebagai pembawa acara. Jika pada webinar itu, Kak Yustika juga turut mengucapkan terima kasih kepada Dr. Istana Merangga, S.P., M.M. (mohon maaf apabila salah penulisan nama) sebagai dosen pembimbing program, saya juga mewakili freelancer ingin berterima kasih pada S2 Universitas Pelita Harapan atas adanya webinar ini, karena banyaknya insight yang saya terima.
Webinar bertema financial freedom ini di moderatori Evangela A.T.P, seorang senior Finance Eksekutif SUU BALM: Good Pharma Dermatology, salah satu perusahaan personal care, sedangkan pembicara utama adalah para Certified Financial Planner (CFP) yaitu:
Cristie Tania, S.T.PN., CFP®., AWP.
Saat ini Kak Cristie bekerja sebagai Leasing Analyst di Astra Property, selain itu beliau juga merupakan Chief Financial Officer CMO di PT Citrus Sari Indonesia, serta
Fennicia Auliantika Rossianti, S.E., M.M., CFP®,
Menariknya Kak Fenni juga merupakan freelancer dengan sertifikat CFP sembari menjalankan bisnis pribadi.
Oh ya Sob, Certified Financial Planner adalah sertifikasi yang diberikan kepada profesional sebagai perencana keuangan oleh Financial Planning Standards Board (FPSB) Indonesia yang diakui secara internasional. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, mereka harus melalui serangkaian pembekalan dan tes di bawah lisensi dari FPSB yang berbasis di Denver, Amerika Serikat
Kalau dilihat, semua pembicara malam itu memiliki sertifikat sebagai financial planner. Jadi pas sekali untuk membahas tentang cara mencapai kebebasan finansial. Wajar dong, kalau malam itu saya bersemangat mengikuti acara sampai selesai. Apalagi posisi freelancer yang pastinya membutuhkan informasi tentang pengaturan keuangan hingga kemapanan financial.
Sebelum masuk ke materi utama, acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Glorida Karyawati, selaku dosen magister management Universitas Pelita Harapan (UPH).
"Program webinar seperti ini merupakan bagian dari mata kuliah Financial Management di Magister Manajemen di UPH. Jadi kita ingin para mahasiswa tidak hanya menuangkan pikiran dalam bentuk teori, tetapi diharapkan mereka juga dapat memberikan sumbangan, gagasan, dalam bentuk event organiser, untuk mengadakan webinar seperti ini." Prof.Glorida Karyawati.
Oh ya acara ini juga diikuti oleh puluhan peserta mahasiswa magister manajemen dari Universitas Pelita Harapan sebagai penyelenggara acara, serta para peserta dari Himpunan Pengusaha Muda Perguruan Tinggi Telkom, Himpunan Pengusaha Muda Perguruan Tinggi Unpas, Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Cirebon, serta para freelancer dari kalangan umum.
Sebagai peserta dari kalangan freelancer, mengikuti acara ini membuat saya merasa bangga, karena bisa 'duduk bareng' menimba ilmu dari para narasumber kece bersama para mahasiswa Magister Management lainnya.
Apa saja yang dibahas pada malam itu? Saya akan membagikan insight apa yang saya dapatkan pada malam itu dalam tulisan kali ini.
Kebebasan Finansial Adalah Impian Semua Orang
Financial freedom. Apa sih yang terpikir dalam benak kamu ketika mendengar istilah ini? Saya yakin secara umum kamu sudah banyak mengetahui artinya. Namun sebaiknya kita samakan persepsi dulu.
Financial freedom atau kebebasan finansial adalah sebuah kondisi kemapanan keuangan, dimana kita bisa hidup sesuai dengan keinginan tanpa mengkhawatirkan lagi masalah keuangan untuk saat ini, maupun di masa depan.
Saya yakin, saya, kamu, dan semua orang yang membaca tulisan ini pasti menginginkan kebebasan finansial kan? Namun masalahnya tidak semua orang bisa mencapainya. Kenapa? Karena banyak orang tidak mengetahui bagaimana kondisi finansialnya sendiri. Inilah benang merah yang dibahas pada webinar kali ini.
Financial Planning For Newbie
Materi pertama dibuka dengan pembahasan mengenai Financial Planning For Newbie. Materi ini disampaikan oleh Cristie Tania, S.T. Pn., CFP atau kami memanggilnya dengan sebutan Kak Cristie. Malam itu ada beberapa poin yang disampaikan oleh Kak Cristie, diantaranya:
-Mengapa perencanaan keuangan (financial planning) itu penting?
-Bagaimana merencanakan keuangan pribadi dengan bijak?
-Bagaimana tips merencanakan keuangan pribadi untuk para newbie
Sob, seperti kita ketahui bahwa saat ini generasi yang sedang dalam masa produktif adalah generasi Z atau biasa disebut Gen-Z dan generasi Milenial. Mereka yang berada di generasi Z ini (kelahiran tahun 1997-2012) sering menjadi sorotan perihal kehidupan finansialnya.
Masih teringat jelas dalam beberapa pemberitaan yang santer belakangan bahwa sekitar 40% gen Z banyak yang terjebak investasi bodong. Belum lagi mereka yang disebut-sebut rentan terjerat pinjol, hingga dikatakan bahwa gen Z dan Milenial sulit untuk memiliki hunian tetap. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani.
Namun, menurut Kak Cristie GenZ itu tipikalnya memiliki daya juang tinggi. Bukan tidak mungkin, genZ untuk mencapai financial freedom di usia muda. Asal bisa berusaha pasti akan ada jalan.
Secara pribadi saya tidak terlalu suka dengan pernyataan yang mengatakan gen Z dan Milenial sulit memiliki rumah. Asal tahu cara mengatur keuangan, semua bisa punya rumah. Seperti yang dikatakan Kak Cristie, sulit bukan berarti nggak bisa. Jika bisa mengatur keuangan dengan bijak, semua orang bisa punya rumah.
Untuk itulah generasi Z yang saat ini sedang dalam usia produktif, jika tidak memiliki kemampuan mengatur keuangan pribadi, beberapa kemungkinan buruk berikut ini bisa kamu alami, seperti:
- Pengeluaran berlebihan
- Ketidaksiapan menghadapi keadaan darurat
- Terjerat hutang (debt trap)
- Kekurangan dana pensiun
- Meneruskan rantai generasi sandwich
- Adanya stress dan kecemasan financial
Perihal sandwich generation ini, jika kamu merupakan bagian dari generasi sandwich, menurut Kak Fenni, sebagai pembicara kedua di webinar ini, kamu bisa membuka komunikasi dengan keluarga mengenai kondisi keuangan kamu. Kamu juga perlu menetapkan batasan seberapa besar jumlah yang bisa diberikan untuk menyokong keuangan keluarga.
Jika sudah begini, lantas bagaimana supaya kita bisa mengatur keuangan pribadi dengan bijak? Menarik untuk dibaca ke penjelasan berikutnya ya Sob.
Bagaimana Merencanakan Keuangan Pribadi Dengan Bijak?
Penjabaran selanjutnya dibuka dengan sebuah piramida financial planning seperti berikut ini.
Sob, tahukah kamu kalau agar kita memiliki kondisi keuangan yang baik untuk menuju financial freedom, yang harus kita lakukan pertama kali adalah membereskan beberapa hal penting pada piramida dasar (pondasi).
"Saya bekerja di industri properti, waktu yang paling lama dalam pembangunan sebuah gedung, adalah pembuatan pondasi. Jika pondasi sudah jadi, maka untuk menjadikannya ke tahap berikutnya jadi lebih mudah." Criste Tania, CFP.
Nah Sob, untuk memiliki pondasi keuangan yang proper, beberapa pe-er tentunya perlu dibereskan. Pada tahapan financial security, pondasi finansial yang perlu diperhatikan adalah:
1. Cashflow
Cashflow yang baik yaitu dalam kondisi cashflow positif bukan minus, artinya jumlah pendapatan lebih besar daripada pengeluaran.
2. Memiliki dana darurat (Emergency Fund)
"Ini adalah pegangan teman-teman untuk jumlah emergency fund. Untuk Teman-teman yang single jumlah emergency fund-nya 6x monthly expense, married 9x monthly expense, dan having children 12x monthly expenses."
Perihal emergency fund atau dana darurat, saya cukup kaget mengetahui dari Kak Cristie bahwa emergency fund untuk keluarga yang memiliki anak adalah 12x dari pengeluaran rutin bulanan. Selama ini yang saya persiapkan hanya 3x pengeluaran rutin, ternyata jumlah ini kekurangannya banyak sekali bahkan untuk single sekalipun. Yah, beruntung sekali mengikuti event malam itu.
3. Pengaturan hutang (Loan Management) yang benar
Pengaturan loan management yang benar adalah jumlah hutang tidak lebih dari 30% total gaji ya Sob.
4. Risk Management
Management resiko ini seperti asuransi kesehatan minimal memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah. Ini sebagai proteksi keuangan pribadi atas hal-hal tak terduga yang terjadi dalam hidup kita nantinya.
Bagian ini adalah tahapan awal dalam security manajemen yang harus kita benahi dulu ya Sob. Jika pondasi dasar pada financial planning ini sudah beres, untuk menuju ke level piramida selanjutnya, akan lebih mudah.
Berdasarkan hasil laporan dari RDN Research Institute Media tahun 2024 perihal literasi keuangan dari generasi Z menyebutkan sebanyak 38% generasi Z memiliki dana darurat namun jumlahnya masih belum bisa dikatakan cukup, sedangkan 18% nya tidak memiliki dana darurat sama sekali. Hanya 36% saja dari generasi yang berusia 20 an tahun ini yang memiliki dana darurat dengan jumlah ideal.
Masih dari laporan yang sama, sebanyak 37% gen Z sudah mulai melakukan investasi untuk menuju kebebasan finansial, sedangkan 31% masih belum melakukan jenis investasi apapun untuk mengamankan kondisi keuangannya.
Cara Merencanakan Keuangan Untuk Generasi Z
1. Mulai menabung dan memiliki dana darurat
Meskipun jumlah penghasilan saat ini masih sedikit, pesan Kak Cristie kita harus mulai menyisihkan untuk dana darurat. Melatih diri untuk menyisihkan demi masa depan keuangan yang lebih baik.
2. Meningkatkan literasi keuangan pribadi
Dari sini kamu juga jangan lupa untuk berinvestasi untuk diri sendiri, misalnya mengikuti edukasi pendidikan, membaca buku, atau meningkatkan skill, mulai belajar lebih dalam tentang literasi keuangan
3. Menetapkan anggaran dan keuangan berbasis nol (zero based budgeting dan financial goal)
Set zero based budgeting and financial goal maksudnya adalah mengatur jumlah pengeluaran sejak awal ketika pendapatan diterima. Jadi, ketika kamu sudah menerima gaji, saat itu juga kamu mulai membagi-bagi berapa persen untuk zakat, investasi, dana darurat, dan pengeluaran.
4. Mulai berinvestasi sejak dini dan melakukannya dengan konsisten (goal based investment)
Kamu juga sudah harus tahu jenis investasi mana yang akan kamu terapkan, untuk investasi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang sesuai dengan tujuan keuangan kamu.
5. Membangun aset yang produktif
Setelah melakukan serangkaian step by step seperti di atas, saatnya membangun aset yang produktif.
Sepertinya teori ini sangat mudah ya Sob, tapi tentu tidak pada praktiknya, jika tidak memiliki goal yang kuat. Memang merencanakan keuangan itu tidak mudah, bahkan praktiknya jauh lebih sulit lagi. Apalagi bagi gen Z yang mudah terkena virus FOMO. Tapi saya yakin seperti yang dikatakan oleh Kak Cristie di akhir sesinya.
"Merencanakan keuangan itu takes time, tapi setidaknya kamu bisa menyisihkan waktu untuk memikirkan kondisi keuangan pribadi kamu mau seperti apa? Atur sekarang, agar kondisi keuangan kamu nyaman di kondisi sekarang dan di masa depan."
Nah, ini perihal kondisi keuangan bagi newbie. Lantas bagaimana dengan perencanaan keuangan bagi freelancer? Sebagai freelancer, tentu ini adalah materi yang sangat saya tunggu-tunggu. Kamu penasaran juga nggak apa yang saya dapatkan pada webinar kali ini?
Financial Planning for Freelancer
Materi mengenai financial planning for freelancer ini disampaikan oleh Kak Fenni Auliantika,S.E., M.M, CFP. Sebagai pemegang sertifikat financial planner sekaligus freelancer, beliau juga menyadari bahwa seorang freelancer itu memiliki kelebihan dan kekurangan dari segi kondisi keuangan dan pekerjaan.
Financial planning adalah sebagai peta menuju ke tujuan keuangan kita. Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang berbeda-beda, tidak akan sama. Inilah peran financial planning untuk mengarahkan kita mencapai tujuan keuangan.
Seperti kita ketahui ya Sob, freelancer adalah pekerjaan yang memiliki fleksibilitas waktu dan lokasi, pekerjaan yang dilakukan sesuai minat dan bakat pelakunya, memiliki peluang mendapatkan penghasilan tinggi, serta dapat dilakukan di waktu luang.
Namun demikian, freelancer juga memiliki kekurangan. Diantaranya bahwa freelancer itu tidak memiliki penghasilan tetap, tidak memiliki tunjangan (THR, pajak, cuti), asuransi kesehatan, tidak memiliki support alat bantu kerja dan sebagainya.
Karena kondisi ini, Kak Fenni mengingatkan agar freelancer seperti seorang blogger, content writer, dan lainnya, hendaknya memiliki perencanaan keuangan yang benar. Pesan yang paling saya ingat adalah
"Kekurangan freelancer yang harus diingat adalah risiko tidak memiliki penghasilan sama sekali dalam waktu tak menentu. Makanya freelancer itu harus menguatkan pondasi keuangan dulu."
Senada seperti yang disampaikan oleh Kak Cristie, Kak Fenni juga menggarisbawahi untuk menguatkan pondasi keuangan terlebih dahulu agar memiliki keuangan yang sehat. Ciri keuangan yang sehat yaitu:
1. Cashflow positif
Cashflow yang positif artinya kondisi keuangan memiliki jumlah pemasukan lebih besar daripada pengeluaran atau idealnya memiliki lebih dari satu sumber penghasilan.2. Memiliki dana darurat yang cukup minimal 6x dari pengeluaran rutin bulanan
3. Utang harus terkendali yaitu jika memiliki cicilan maksimal 30% dari penghasilan
4. Proteksi keuangan seperti asuransi kesehatan minimal memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah. Ini sebagai proteksi keuangan pribadi atas hal-hal tak terduga yang terjadi dalam hidup kita nantinya.
5. Investasi yaitu memiliki tujuan keuangan yang sesuai dengan investasinya
Nah Sob, ciri keuangan yang sehat seperti diatas, jika sudah terpenuhi maka kondisi yang ada pada kita menurut piramida keuangan yang disampaikan oleh Kak Fenni berada dalam kondisi aman. Langkah selanjutnya adalah melanjutkan ke kondisi nyaman yaitu:
1. Memiliki tujuan keuangan
Misalnya memiliki pendapatan dari investasi. Misalnya investasi yang dipersiapkan untuk biaya pernikahan, perjalanan ibadah, dan sebagainya
2. Membuat rencana pensiun dengan cara memiliki pendapatan pasif
Dari sini jika kita sudah memilikinya, maka kondisi keuangan kita akan berada di fase nyaman. Selanjutnya tinggal menikmati piramida paling puncak yaitu distribusi kekayaan atau financial freedom.
Lantas, bagaimana jika kondisi keuangan pada titik minus alias jumlah pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran?
Menurut Kak Cristie, yang harus distabilkan terlebih dahulu adalah cashflownya. Artinya cashflow-nya harus aman dulu. Bagaimana caranya jika selama ini gajinya tidak cukup? Bisa dengan menambah sumber penghasilan, meningkatkan skill, sehingga bisa menambah penghasilan.
Setelah itu baru dilihat apa saja pengeluaran yang membengkak, apakah termasuk biaya hidup atau gaya hidup? Jika setelah dikaji bahwa semua tidak ada yang perlu dibenahi, maka yang perlu dibenahi adalah sumber penghasilan. Artinya harus mencari sumber penghasilan lainnya. Setelah itu, benahi dulu loan management nya.
Setelah dibenahi cashflow, penghasilan, dan loan managementnya sudah di titik nol atau aman, barulah bisa ke langkah berikutnya menuju ke step selanjutnya yaitu proteksi dan investasi. Ketika sudah dibenahi, ada yang bisa dikelola, baru berpikir untuk menuju financial freedom.
Bagaimana Merencanakan Financial Freedom Untuk Para Freelancer?
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa financial freedom adalah ketika kita bisa hidup sesuai keinginan tanpa khawatir masalah keuangan, tapi ada juga yang menganggap bahwa financial freedom adalah memiliki aset yang banyak, bebas membelanjakan uang, dan sebagainya.
Karena penghasilan freelancer itu tidak menentu, kadang tinggi, kadang juga rendah, sangat fluktuatif. Bagaimana caranya untuk mengakalinya?
1. Anggarkan pengeluaran tetap terlebih dahulu
Kita harus mengakalinya dulu, misalnya dengan membuat pengeluaran tetap.
Ketika mendapat penghasilan yang besar, alokasikan dana untuk pengeluaran tetap dahulu. Sisanya disimpan. Nantinya ketika penghasilan sedang rendah, bisa diberlakukan subsidi silang.
Bagaimana menganggarkan anggaran bulanan tetap?
Nah SobatMQ, kamu bisa mengikuti saran yang diberikan oleh kak Fenni selaku financial planner, yaitu dengan menganggarkan kebutuhan pribadi seperti pengeluaran untuk pajak, donasi/ziswaf 2.5-10% , menabung/investasi minimal 10%, cicilan maksimal 30% pendapatan, premi asuransi maks 10%, biaya hidup 40-70%, serta entertainment maksimal 10%.
2. Buat target dan penghasilan tambahan
Kategori penghasilan yang bisa dilakukan yaitu penghasilan:
-Aktif yaitu penghasilan utama, side hustle, maupun dari bisnis
-Passive misalnya dari investasi seperti investasi saham yang menghasilkan dividen, obligasi menghasilkan kupon, deposito menghasilkan bunga, capital gain misalnya jual beli saham atau jual beli obligasi. Kita juga bisa melakukan sewa menyewa alat, atau bisa mendapatkan penghasilan dari royalti, atau pun franchise
Nah Sob, Kak Fenni juga mengatakan bahwa bentuk investasi yang dipilih tergantung dari tujuan masing-masing. Jika tujuannya untuk meningkatkan modal investasinya jenis instrumen investasi yang bisa dipilih seperti reksadana, saham, obligasi/sukuk, dana pensiun, atau emas (logam mulia).
Sedangkan jika tujuan investasi untuk meningkatkan cashflow agar mendapatkan penghasilan setiap periode, maka instrumen yang bisa dipilih seperti deposito (bunga), saham (deviden), obligasi, dan fintech.
Tips Mencapai Financial Freedom Untuk Freelancer
1. Buat dan jalankan anggaran keuangan
Buat tujuan rencana keuangan, buat anggaran, dan mulai menjalankan anggaran tersebut.
2. Dana darurat yang harus mencukupi dan punya proteksi keuangan
Setelah itu, miliki dana darurat. Sisihkan dana darurat dan lakukan proteksi keuangan. Karena menurut kak Fenni, percuma saja memiliki dana darurat jika tidak memiliki proteksi keuangan, misalnya asuransi kesehatan.
3. Pisahkan rekening sesuai tujuan keuangan
Paling penting untuk freelancer adalah memisahkan untuk rekening, jangan samakan rekening operasional, rekening bisnis, dan rekening investasi dalam satu akun.
4. Cari peluang lain
Sob, sayangnya financial freedom itu tidak bisa diterapkan untuk penghasilan UMR. Saya yakin kamu yang memiliki penghasilan UMR saat ini pasti kecewa sekali. Karena menurut kak Fennie, penghasilan UMR itu hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja.
Jadi solusinya bagaimana? Solusinya harus mencari penghasilan tambahan, dengan menambah skill, dan sebagainya. Cari peluang untuk mendapat penghasilan tambahan seperti sewa menyewa alat, side hustle, hobi yang jadi uang, investasi, dan sebagainya.
5. Disiplin dan konsisten
Membagi anggaran yang sudah ditetapkan dan disiplin terhadap apa yang sudah ditetapkan.
Bentuk-bentuk Investasi yang Bisa dicoba Untuk Newbie dan Freelancer
Sob, tahukah kamu bentuk-bentuk investasi yang bisa kamu jajal untuk mengamankan kondisi keuanganmu? Beberapa saran yang diberikan oleh Kak Cristie dan Kak Fenni sebagai financial planner adalah menggunakan instrumen investasi seperti emas, rekening bank, deposit, ataupun Reksadana Pasar Uang (RDPU).
Jenis Investasi disesuaikan dengan jangka waktu, antara lain:
1. Jangka waktu 12 bulan dengan keuntungan 0-4% instrumen investasinya Tabungan digital, deposito, Reksadana pasar uang, dengan nilai return 0-4%
2. Jangka menengah 2-5 tahun dengan jenis estimasi keuntungan sebesar 5-9% jenis instrumen investasinya Reksadana, pendapatan tetap, obligasi/sukuk, serta reksadana campuran
3. Jangka panjang lebih dari 5 tahun yang estimasi keuntungan lebih dari 10% seperti reksadana campuran, reksadana saham/ indeks, saham, serta logam mulia.
Menariknya para CFP tidak diperbolehkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyarankan investasi crypto, mengapa? Karena menurut Kak Fenni Crypto tidak termasuk dalam jenis instrumen investasi. Sayangnya beliau tidak membahas lebih lanjut perihal ini. Tapi, beliau tidak melarang kalau kamu ingin mencobanya. Silakan saja :)
Satu hal yang perlu diingat, sebelum berinvestasi, setidaknya kamu harus tahu apa tujuan rencana keuangan kamu, sehingga kamu bisa memilih jenis investasi yang tepat.
Penutup
Dari sini, bisa ditarik kesimpulan bahwa jenis investasi yang dipilih tiap orang berbeda-beda, tidak bisa disamakan. Tergantung kebutuhan masing-masing dan tujuan investasinya untuk apa? Sebaik apapun anggaran keuangan yang kita lakukan jika kita tidak disiplin dan konsisten, maka tidak akan berdampak signifikan pada kehidupan kita.
Supaya kita tidak cemas terhadap kondisi keuangan pribadi, maka kita harus persiapkan dengan baik. Sangat seru sekali talkshow kali ini karena memberi pemahaman mengenai financial freedom baik bagi newbie maupun freelancer. Harapannya semoga kita semua bisa mencapai financial freedom ya Sob. Semoga bermanfaat:)
Salam,
Yunnie
Referensi:
Webinar Strategies on How to Achieve Financial Freedom For Newbie and Freelancer Universitas Pelita Harapan, November 9, 2024
Memisahkan rekening sesuai dengan kebutuhan memang efektif buat ngamanin finansial. Apalagi kalau freelancer itu cuma sampingan.
BalasHapusKeren nih UPH ngadain acara tentang literasi finansial dengan narasumber yang ga kaleng-kaleng.
BalasHapusYang juga tak kalah kerennya adalah resume acara seminar ala Mbak Yunnie yang super lengkap dan insightful tentang pentingnya literasi finansial untuk kita sebagai freelancer
jadi sebenarnya berapa pun pendapatan kita jika mengikuti perencanaan keuangan yang baik tidak akan kebobolan ya. Daan satu lagi jangan mengedepankan gaya, hiduplah sesuai dengan pendapatan. Membeli sesuai kebutuhan bukan keinginan semata. semoga saya bisa mengikuti semua yang diajarkan di seminar perencanaan keuangan ini yaa, bagus banget materinya .
BalasHapusAku juga setiap mau ada acara pasang alarm terus mbak, kalau nggak gitu bablas deh bisa kelupaan.
BalasHapusSuka banget sama materinya, financial freedom, ya walaupun masih jauh perjalanan setidaknya dengan ilmu ini kita jadi lebih bijak mengelola uang yang ada ya. Setuju banget nih harus dipisah-pisahkan agar kita siapkan juga untuk dana darurat.
Wah lengkap dan menarik sekali, Mbak. Kebetulan aku sudah daftar webinar ini, tapi qodarullah tidak bisa ikut acaranya karena sedang ada kegiatan lainnya. Terima kasih sudah dirangkumkan dengan lengkap. Sepakat, perlu banget dana darurat, dan dulu ketika suami kehilangan pekerjaan, dana darurat ini membantu banget. Kalau untuk investasi, kami lebih memilih logam mulia.
BalasHapusDana darurat ini yang sepertinya harus dipertimbangkan lagi, kurang ternyata saya menyiapkannya. Tipsnya ini bermanfaat banget lo, komitmen dan konsisten ini memang sulit apalagi saat ada badai diskon duh pengen belanja aja dnegan dalih mumpung diskon bisa hemat untuk bulan depan, kalau hemat beneran sih gpp la tapi kalau akhirnya numpuk kan jadi kurang pas
BalasHapusBener nih tipsnya, harus memisahkan rekening sesuai dengan tujuan pengeluaran, kadang aku masih suka tercampur antara kebutuhan domestik, entertainment dan yang cadangan
BalasHapusUntuk mencapai financial security saja ada tiga hal yang harus dipenuhi, yakni positive cash flow, loan management, dan dana darurat. Dari ketiganya, dana darurat ini paling menantang. Apalagi bagi yang sudah berkeluarga, nominalnya adalah 12x pengeluaran. Ini kalau punya uang segitu nggak boleh berbentuk tabungan di bank, deh, khawatir dibelanjakan, he-he.
BalasHapusPaling susah memang untuk merencanakan keuangan, tetapi kita harus merencanakan keuangan apalagi untuk dana daruratyang terkadang kebutuhan mendadak datang kapan saja
BalasHapus